TPAV KELAS XII ( BAB 1Proses Produksi Multimedia )
BAB I
Proses Produksi Multimedia
A. Pemahaman Dasar Produksi Multimedia
Anda sekarang hidup di era teknologi informasi, era di mana alat-alat teknologi digital dilahirkan. Bukan tanpa alasan, lahirnya penemuan-penemuan di bidang teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia. Komputer, internet, email, dan lainnya, merupakan deretan penemuan besar manusia yang tercipta di era ini. Hingga dewasa ini, penemuan- penemuan tersebut telah memiliki sumbangsih nyata dalam membantu mempermudah pekerjaan manusia.
Multimedia merupakan penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi (Hofstetter 2001). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, multimedia juga diadopsi oleh dunia game. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media dalam menyampaikan informasi berbentuk text, audio, grafik, animasi, dan video.
Proses pelaksanaan produksi video dilakukan secara profesional melalui sebuah proses yang tidak sederhana dan terperinci. Dalam pelaksanaannya, proses produksi video mempunyai standar operasional yang harus dilakukan. Standar operasional proses produksi ini dilakukan untuk membantu manajemen produksi agar lebih baik dan terperinci, sehingga tidak ada proses yang terlewatkan mulai dari perencanaan hingga penyelesaian proses.
Jika dilihat dari prosesnya merekam video itu sangatlah mudah. Video-video yang direkam seseorang tanpa melewati beberapa proses pelaksanaan produksi video, hasilnya dapat digolongkan menjadi video amatir. Guna melakukan sebuah produksi video secara professional ada beberapa tahap yang harus dilewati sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati oleh penonton yang akan melihatnya.
Gambar 1.2 Aneka produk multimedia Sumber: ba9o9o.blogspot.com
Produk multimedia dapat dikategorikan menjadi dua. Berikut penjelasannya.
1. Multimedia Content Production
Multimedia merupakan penggunaan dan pemrosesan beberapa media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (music, video, film, game, entertaiment, dll) atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Media teks
Pada awal sejarah peradaban, manusia telah menggunakan gambar-gambar dan tulisan untuk menceritakan tentang pengalaman, pengetahuan, dan perasaan mereka. Teks merupakan alat komunikasi yang utama, jauh sebelum Gutenberg menemukan mesin cetak. Dengan perkembangan teknologi multimedia, teks dapat dikombinasikan dengan media lain dengan cara yang lebih baik dan bermakna untuk menyajikan informasi dan mengekspresikan perasaan.
Menggunakan teks sebagai media dalam multimedia content production merupakan perkembangan manusia dari sejak pertama kali peradaban manusia yang dimulai dengan bentuk simbol kemudian berkembang dengan bentuk teks. Pesan yang disampaikan dalam bentuk teks menjadi informasi yang sangat penting dan sangat menarik bila dipoles penyajiannya seperti diberi headline, pont atau diberi image dan suara. Media teks saat ini tidak berdiri sendiri tapi bisa digabungkan dengan media lain.
b. Media audio
Lingkup kerja audio meliputi produksi, perekaman, manipulasi dan reproduksi gelombang suara. Guna memahami audio, Anda harus memiliki pemahaman tentang dua hal seperti berikut:
1) Sound Waves: Apa arti sound waves, bagaimana terjadinya dan bagaimana kita dapat mendengarnya.
2) Sound Equipment: Mengenai komponen-komponennya, cara kerjanya, bagaimana memilih peralatan yang benar dan cara penggunaannya.
c. Media video
Berikut fungsi media video dalam produk multimedia.
1) Suara dan video memegang peranan yang sangat penting dalam presentasi multimedia.
2) Sound merupakan dimensi aural yang menentukan mood dan tercapainya tujuan presentasi.
3) Video telah diperkenalkan kurang lebih 50 tahun yang lalu. Namun hubungan antara video (televisi) dan komputer merupakan hal yang relatif masih baru; sedangkan digital video merupakan teknologi yang lebih baru lagi.
4) Orang akan lebih tertarik dengan aplikasi / presentasi yang menampilkan tayangan dalam bentuk video.
Gambar 1.3 Contoh produk jenis animasi Sumber: youtube.com
d. Media animasi
Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu dan memberikan kekuatan besar pada proyek multimedia. Proyek multimedia dapat dianimasikan secara keseluruhan atau hanya dibagian-bagian tertentu serta memberi aksen dan menambah bumbu-bumbu.
e. Media graph / image
Produk content media grafis/ citra identik dengan tampilan dua dimensi bisa berbentuk gambar ataupun teks.
1) Grafis bersifat graf, bersifat huruf, dilambangkan dengan huruf.
2) Bersifat matematika, statistika, wujud titik-titik, garis-garis atau bidang-bidang yang secara visual dapat menjelaskan hubungan yang ingin disajikan.
2. Multimedia Communication
Multimedia adalah menggunakan media (massa), seperti televisi, radio, cetak, dan Internet untuk mempublikasikan/menyiarkan/mengomunikasikan material advertising, publicity, entertaiment, news, education, dan lain-lain. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah: TV, Radio, film, cetak, musik, game, entertaiment, tutorial, ICT (internet).
Praproduksi Multimedia
Praproduksi identik dengan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (syuting film atau video). Dengan lahirnya teknologi digital video dan metode nonlinear editing maka proses produksi video menjadi lebih mudah. Ketika kita akan memulai sebuah proyek, terkadang kita telah memiliki stock- shoot/ footage video yang kita butuhkan, untuk itu kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan cerita yang akan kita buat. Artinya, Anda harus mempersiapkan footage video yang telah ada, fotografi, diagram dan grafik, gambar ilustrasi, atau animasinya. Tetapi banyak pula para videographer yang memulai dari awal atau dari nol. Intinya tujuan pra produksi mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan.
Beberapa tahap yang perlu dilakukan di tahap pra-produksi sebagai berikut:
1. Pencarian dan Penemuan Ide
Pencarian ide untuk tema produksi dilakukan untuk menemukan tema dari video yang akan dibuat. Cara-cara untuk menggali ide ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung jenis produksi video yang akan diproduksi. Berikut beberapa langkah untuk pembuatan tema jika dilihat dari jenis video yang akan diproduksi.
a. Video company profile
Video company profile merupakan sebuah video yang berisi informasi sebuah perusahaan beserta produk-produknya. Informasi yang ditayangkan oleh video ini secara garis besar akan mencerminkan nilai-nilai perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut. Nilai-nilai perusahaan dapat tercemin dalam beberapa hal yaitu,sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja dari perusahaan tersebut. Selain nilai-nilai perusahaan video company profile juga memberikan informasi tentang produk atau servis yang menjadi keunggulan dari perusahaan tersebut. Selebihnya isi dari video company profile ini tergantung dengan audience yang akan melihat tayangan dari video company profile ini. Selain digunakan sebuah perusahaan video company profile ini juga digunakan institusi-institusi pendidikan, pemerintahan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai media informasi untuk menjelaskan profil dari institusi, organisasi, dan lembaga tersebut.
b. Video non-commercial use
Video non-commercial use digunakan untuk menyampaikan informasi yang tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini biasanya bersifat mendidik untuk memberikan stimulus tentang kesadaran akan sesuatu hal yang bersifat sosial. Di sisi lain, video ini biasanya memberikan informasi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada penontonnya tentang hal- hal yang berkaitan dengan praktikum. Beberapa contoh dari video ini yaitu, video tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut dengan PSA (Public Service Ads). Video iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang terjadi. Contoh lain dari video ini, yaitu video training atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan kepada khalayak tentang sesuatu hal. Video pelatihan sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya, misalnya perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk memberikan pelatihan tentang safety procedure untuk pegawainya agar mudah memahami aturan-aturan tentang keselamatan bekerja di perusahaan tambang.
c. Video liputan/dokumentasi
Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman video tentang sebuah peristiwa yang terjadi tanpa adanya unsur rekayasa. Video liputan atau dokumenter dapat dibuat perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Video ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik yang terjadi di sebuah acara perkawinan, acara-acara perusahaan sampai dengan kejadian-kejadian yang terjadi seperti bencana alam dan lainnya. Selain sebuah dokumentasi untuk kepentingan perseorangan dan acara-acara perusahaan, video liputan atau dokumentasi ini biasanya digunakan juga sebagai peliputan jurnalistik untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk kepentingan pemberitaan ini biasanya dapat diproduksi secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik yang diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan alat sederhana sehingga hasil gambar yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak begitu fokus atau blur, goyang dan kurang jernih. Beberapa macam video liputan atau dokumentasi, antara lain sebagai berikut:
1) Video amatir.
2) Video dokumenter jurnalistik.
3) Video Pernikahan.
4) Video dokumentasi acara, atau event.
2. Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting Script
Langkah berikutnya, yaitu menjabarkannya ke dalam sebuah sinopsis, treatment, shooting script dan storyboard. Langkah ini sangat perlu untuk dilakukan karena akan memudahkan produksi di lapangan. Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah ini berbeda – beda tergantung dari panjang pendek nya produksi video dan tema atau subjek yang akan diangkat. PAda sebuah video dokumentasi event atau pernikahan, tentunya akan sangat berbeda kedetailannya ketika membuat video dokumenter jurnalistik atau video company profile. Sinopsis, treatment, storyboard dan shooting script akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Sinopsis
Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya tulis fiksi seperti novel, komik, dan cerita-cerita bersambung. Selain dalam karya tulis sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film layar lebar atau film-film serial. Dalam istilah yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat dari sebuah karya tulis maupun film. Dalam pelaksanaan produksi video, sinopsis digunakan untuk memberikan gambaran singkat, padat dan jelas tentang tema dari materi yang akan diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah menangkap pesan dari konsep yang akan di-videokan. Konsep sinopsis dalam produksi video tidak diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi cukup dengan beberapa kalimat sederhana dan jelas yang bisa mencakup tema dan alur dari video tersebut.
Contoh sinopsis sebagai berikut.
“ Video ini akan menggambarkan sebuah proses tentang pembuatan patung dengan teknik cetak ulang atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya akan dimulai dari pengenalan alat dan bahan, pembuatan cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan finishing.”
(Contoh sinopsis video pelatihan pembuatan patung.)
“ Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan pernikahan Anton dan Rini. Cerita yang akan digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat Jawa, akad nikah hingga resepsi pernikahannya.”
b. Treatment
Selain memberikan gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis, treatment memberikan gambaran yang lebih deskriptif dari tema yang akan di-videokan. Apabila sinopsis memberikan ringkasan cerita yang sangat singkat, treatment memberikan gambaran deskriptif tentang alur cerita yang akan divideokan. Video treatment dimulai dari awal mula kemunculan gambar sampai akhir cerita yang diceritakan secara kronologis.
Contoh treatment sebagai berikut.
“Video diawali dengan visualisasi judul pelatihan, kemudian tampak suasana studio pembuatan patung mulai dari suasana luar ruangan hingga dalam ruangan. Tampak berbagai macam jenis patung di dalam studio tersebut. Setelah itu, terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-alat pembuatnya yang berada di sekitar studio. Visualisasi berikutnya tampak seorang seniman patung sedang mengerjakan karyanya. Kemudian seniman tersebut mulai memberikan kata pengantar tentang proses pembuatan patungnya. Kata pengantar dari seniman patung tersebut kemudian bersambung ke penjelasan-penjelasan tentang proses pembuatan patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika proses penjelasan patung yaitu visualisasi yang berkaitan dengan proses pembuatan patung dimulai dari persiapan bahan dan alat, pengecoran, menyempurnakan patung yang sudah dicor kemudian penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video ini ditutup dengan gambar patung yang sudah selesai dibuat.”
(Contoh treatment pembuatan patung.)
“Visualisasi pernikahan Anton dan Rini akan diawali dengan judul dari pernikahan. Kemudian mulai menggambarkan suasana-suasana sebelum semua upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah dan keluarga sebelum dimulainya lamaran antara kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi suasana saat lamaran.Kemudian menuju ke proses-proses selanjutnya penggambaran tentang upacara adat yang dilakukan oleh Anton dan Rini. Visualisasinya dimulai dari sebelum acara dimulai hingga keceriaan saat dilakukannya upacara adat Jawa kedua mempelai ini. Visualisasi akan berganti dengan suasana pagi hari sebelum mereka memulai akad nikah. Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat dirias dan meminta restu kepada keluarga dan kedua orang tua sebelum melakukan proses akad nikah. Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari awal sebelum mempelai memasuki tempat akad nikah hingga selesai melakukan akad nikah. Kemudian masuk ke resepsi pernikahan mendokumentasikan seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga akhir acara resepsi pernikahan Anton dan Rini.”
(Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)
c. Storyboard
Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian peristiwa yang akan direkam dalam video. Deskripsi rangkaian peristiwa tersebut akan dituangkan ke dalam gambar-gambar sketsa ataupun foto untuk melihat apakah rangkaian peristiwa tersebut sudah sesuai dengan plot cerita dari video tersebut. Selain itu, storyboard juga digunakan untuk memberikan gambaran tentang video yang akan diproduksi dan melihat kesinambungan alur cerita yang akan direkam.
Penggambaran dalam storyboard ini tidak dilakukan secara detail akan tetapi lebih ke gambaran umum tentang peristiwa yang akan direkam. Biasanya storyboard tidak sering dilakukan dalam produksi video, karena semuanya akan dirangkum ke dalam skenario dan shooting script .
d. Shooting script
Shooting Script digunakan sebagai panduan produksi di lapangan. Panduan ini berguna untuk seluruh tim produksi yang sedang melakukan pengambilan gambar video. Shooting script berisi tentang pentujuk operasional dalam proses pelaksanaan produksi video. Bahasa-bahasa yang digunakan dalam shooting script biasanya menggunakan bahasa-bahasa produksi audiovisual.
Guna membuat shooting script secara detail diperlukan pemahaman tentang bahasa-bahasa pengambilan gambar dalam produksi video. Bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa pengambilan gambar yang berguna untuk mendetailkan tipe pengambilan gambar di dalam shooting script.
3. Istilah-Istilah Pengambilan Gambar dalam Produksi Video
Berikut istilah-istilah pengambilan gambar dalam produksi video:
a. BCU atau BCS (Big Close Up atau Big Close Shoot)
Pengambilan gambar ini dilakukan dengan hanya memperlihatkan beberapa bagian dari wajah seperti dahi sampai dagu atau hanya memperlihatkan beberapa bagian dari benda.
b. CU atau CS
Close Up atau Close Shoot memperlihatkan keseluruhan wajah seseorang atau bagian benda dari jarak dekat.
c. ECU
Extreme Close Up merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan bagian yang sangat detail, misal bibir pada manusia, mata pada manusia, atau angka dari sebuah jam.
d. MCU atau MCS
Medium Close Up atau Medium Close Shot merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan kepala dan bahu sampai dada bagian atas atau hampir keseluruhan benda. Pengambilan gambar ini biasa disebut dengan Chest Shot.
e. MS
Medium Shoot merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan kepala sampai pinggang, keseluruhan sebuah benda atau sebagian besar bangunan.
f. MLS
Medium Long Soot merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan bagian kepala sampai lutut seseorang atau sebagian besar dari sebua bangunan.
g. LS atau WA atau WS
Long Shoot atau Wide Angle atau Wide Shoot merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan keseluruhan tubuh dari manusia dengan background yang masih cukup luas. Bisa juga memperlihatkan keseluruhan dari sebuah bangunan.
h. VWS atau UWA
Very Wide Shot atau Very Wide Angle merupakan pengambilan yang biasanya untuk mengambil gambar sebuah pemandangan yang sangat luas.
i. EL
Eye Level merupakan pengambilan gambar yang sejajar dengan mata manusia.
j. HA
Height Shoot biasa juga disebut dengan Bird Eye yang merupakan pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari pada objek. Sehingga, memperlihatkan objek menjadi lebih kecil.
k. LA
Low Angle biasa juga disebut dengan Frog Eye merupakan pengambilan gambar dari arah bawah. Sehingga bisa memperlihatkan objek menjadi lebih besar.
l. Shoot
Shoot adalah munculnya gambar di layar yang diambil dengan menggunakan kamera dengan jangka waktu tertentu.
m. Two Shoot
Biasanya dalam Script ditulis 2–Shoot atau 2s yang berarti hanya dua orang saja yang ada pada gambar.
n. Group Shoot
Pengambilan gambar dengan menampilkan tiga orang atau lebih. Bisa juga diartikan sekelompok orang.
Istilah lain yang harus diketahui selain bahasa pengambilan gambar yaitu istilah- istilah pergerakan kamera dalam pengambilan gambar.Beberapa istilah tersebut yaitu:
a. Pan right , menggerakan kamera ke kanan.
b. Pan left, menggerakan kamera ke kiri.
c. Tilt up, menggerakan kamera ke atas.
d. Tilt down, menggerakan kamera ke bawah.
e. Zoom in, memperbesar gambar ke arah close up.
f. Zoom out, mengatur gambar ke arah long shoot.
g. Follow, gerakan kamera mengikuti objek.
4. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan tahap untuk merencanakan semua kebutuhan yang akan dilakukan pada saat produksi video. Langkah ini dibutuhkan agar setiap kegiatan produksi bisa terencana dengan baik. Perencanaan produksi merupakan salah satu tahap yang sangat vital dalam produksi audio, karena dalam tahapan perencanaan produksi ini bagian-bagian yang akan dibahas mulai dari penjadwalan sampai dengan perencanaan anggaran dana produksi videonya. Langkah perencanaan ini akan menjadi lebih mudah dilaksanakan ketika semua langkah dari pencarian ide hingga pembuatan treatment, storyboard, dan shooting script sudah selesai dilakukan. Dengan adanya langkah-langkah tersebut akan sangat membantu untuk memberikan gambaran tentang besar kecilnya produksi video yang akan dilakukan. Berikut langkah-langkah perencanaan produksi video ini:
a. Pencarian lokasi pengambilan gambar untuk produksi video.
b. Perencanaan pemeran yang akan dijadikan talent dalam video.
c. Perencanaan tim produksi yang akan bekerja dalam produksi video.
d. Perencanaan peralatan yang dibutuhkan.
e. Perencanaan jadwal pengambilan gambar.
f. Perencanaan anggaran dana yang dibutuhkan untuk produksi video.
5. Persiapan Produksi
Setelah selesai melakukan semua perencanaan, masih ada satu langkah lagi sebelum masuk ke tahapan produksi yaitu persiapan produksi. Langkah ini sangat penting sebagai langkah terakhir sebelum memasuki tahap produksi. Persiapan produksi ini dilakukan untuk memastikan dan mencocokan apakah produksi sudah sesuai dengan yang direncanakan atau ada perubahan rencana dari perencanaan awal. Ketika semua pengecekan sudah dilakukan, kemudian dilakukanpersiapan produksi yang meliputi sebagai berikut.
a. Survei lokasi tempat pengambilan gambar.
b. Menghubungi talent atau melakukan perekrutan talent jika dibutuhkan.
c. Menghubungi tim produksi untuk melakukan koordinasi sebelum menuju tahap produksi.
d. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan melakukan pemeriksaan peralatan untuk mengetahui bahwa semua peralatan bisa berfungsi atau tidak.
Setelah semua persiapan tersebut dilakukan barulah tim bisa melakukan produksi videonya.
C.Produksi Multimedia
Tahap produksi video identik dengan tahap untuk merealisasikan semua langkah yang ada di tahap praproduksi. Di tahap produksi, tim produksi video biasanya dipimpin oleh seorang sutradara yang mempunyai peran untuk bertanggung jawab terhadap berjalannya produksi video yang sedang berjalan. Biasanya sutradara dibantu oleh beberapa asisten untuk membantu kelancaran produksi video yang sedang berlangsung. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam tahap produksi ini ketika pengambilan gambar yaitu mencatat adegan, shoot atau scene yang sudah diambil oleh kameramen.Teknik pencatatan ini dinamakan camera logging. Dalam melakukan pencatatan gambar yang sudah diambil tidak bisa hanya mencatat saja, tetapi catatan tersebut harus disesuaikan dengan shooting script yang sudah dibuat.
Proses pencatatan dilakukan untuk menghindari adegan atau scene yang terlewat ketika dilakukanya pengambilan gambar sehingga pelaksanaan produksi yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif. Karena ketika ada pengambilan gambar yang terlewatkan dan harus melakukan pengambilan gambar ulang, kesalahan ini akan sangat berpengaruh kepada pendanaan yang sudah direncanakan. Ketika harus melakukan pengambilan gambar ulang secara tidak langsung akan menambah anggaran dana. Ketidakcermatan dalam pencatatan pengambilan gambar akan menjadi kesalahan yang sangat fatal ketika produksi video yang dilakukan berkaitan dengan sebuah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, misalnya peristiwa pernikahan atau sebuah event perusahaan. Maka dari itu penting sekali melakukan pengecekan daftar pengambilan gambar dan disesuaikan dengan shooting script yang sudah direncanakan.
Beberapa saran produksi untuk kameramen yang sedang belajar untuk proses merekam gambar ketika produksi berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1. Lebih dekat ke objek, saran ini dapat digunakan ketika seorang kameramen yang sedang belajar menggunakan kamera video yang biasa, karena kamera tersebut tidak menggunakan lensa yang baik. Jadi, pastikan lebih dekat dengan objek untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan digital zoom pada kamera video.
2. Hati-hati dengan cahaya, Pencahayaan yang kurang baik akan membuat kualitas hasil gambar yang dihasilkan video tidak jernih dan tidak maksimal. Jadi, pastikan objek yang direkam gambarnya cukup mendapatkan cahaya. Persiapkan lighting tambahan untuk menyiasati tempat yang kurang cahaya.
3. Jaga keseimbangan, pastikan menggunakan tripod kamera ketika merekam gambar dalam jangka waktu yang agak lama untuk menghindari gambar yang goyang. Karena memperbaiki gambar yang goyang susah dilakukan di proses editing.
4. Hindari panning, Kecuali dalam merekam gambar keadaaan sekitar. Jika harus menggunakan teknik panning, pastikan gunakan tripod agar seimbang.
5. Mengatur komposisi sebelum merekam, pastikan mengatur komposisi sebelum merekam gambar agar gambar yang dihasilkan lebih indah dan tidak melelahkan di mata penonton.
6. Ambil banyak stock gambar, pastikan gambar yang direkam tidak terbatas agar setelah diproses, video yang dihasilkan menjadi lebih dinamis dan tidak monoton.
Setelah semua tahapan produksi video terselesaikan, ada baiknya dilakukan pengecekan ulang sebelum memastikan bahwa tahapan produksi ini sudah final sebelum memasuki tahap pascaproduksi.
D. Pascaproduksi
Tahap pascaproduksi merupakan tahapan akhir dalam produksi video sebelum video siap disajikan atau di distribusikan. Dalam proses pascaproduksi ini diperlukan software editing video dan perangkat yang memadai untuk melakukan proses editing video. Salah satu software developer yang menyediakan perangkat ini yaitu Adobe.
Berikut beberapa software dari Adobe yang digunakan untuk proses editing video:
1. Adobe Premiere Pro, software yang digunakan untuk editing secara real-time, baik oleh profesional maupun yang sedang belajar mengenai editing video.
2. Adobe After Effect , aplikasi khusus yang biasa digunakan editor video profesional untuk membuat motion graphic dan visual effect .
3. Adobe Media Encoder , aplikasi khusus untuk merender video yang sudah selesai diedit ke dalam beberapa format video yang mudah untuk digunakan oleh editor dari video tersebut.
4. Adobe Encore DVD, aplikasi yang digunakan untuk merubah format.
5. Raw video yang sudah diedit menjadi format DVD.
Adapun tahapan-tahapan proses pascaproduksi sebagai berikut:
1. Editing Offline
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses editing video. Di sini petugas pencatat script saat produksi, mencatat kembali semua hasil shooting dan adegan. Dalam aplikasi video editing, petugas pencatat script tersebut akan menuliskan semuanya ke dalam time code yang ada di aplikasi tersebut. Proses ini dilakukan untuk menyortir gambar yang akan dipakai dari semua rekaman gambar yang diproduksi. Berdasarkan catatan tersebut dibuatlah editing kasar yang disebut offline editing . Setelah offline editing ini terselesaikan, hasilnya akan dicermati bersama dalam proses yang disebut screening. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah keseluruhan editing kasar tersebut masih perlu ditambah gambar lagi atau bahkan ada yang perlu diganti dengan gambar lain. Kemudian setelah keseluruhan proses ini dianggap sudah cukup, dibuatlah editing script, naskah editing yang dilengkapi juga dengan uraian untuk narasi atau ilustrasi audio lainnya. Setelah ini semua terselesaikan, tahapan berikutnya yaitu editing online.
2. Editing Online
Berdasar dari script editing yang dibuat di tahapan offline editing, editor kemudian melakukan editing dengan lebih cermat lagi. Sang editor akan melihat adegan per adegan dan shoot per shoot untuk menyatukan cerita agar berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Selain itu, di tahapan ini editor juga akan memperindah hasil editing video kasar dengan membuat transisi atau menghaluskan potongan adegan yang sudah disunting di editing kasar. Keseluruhan proses editing ini akan disesuaikan dengan naskah editing yang sudah dibuat. Setelah keseluruhan proses ini dianggap cukup kemudian, tahapan akan beralih ke mixing dan mastering.
3. Mixing dan Mastering
Proses mixing merupakan proses untuk menggabungkan atau mensinkronisasikan antara video dan audio. Dalam tahap ini editing lebih mengutamakan untuk memoles audio dan menambahkan ilustrasi musik maupun sound effect yang akan digunakan untuk membangun atmosfir dalam video tersebut. Kemudian narasi yang sudah direkam juga akan ditambahkan dalam proses mixing ini. Setelah semua tahapan ini selesai kemudian dilakukan proses yang dinamakan preview. Proses ini merupakan screening akhir dalam melihat video yang sudah selesai diedit dan diolah. Setelah semua setuju bahwa proses ini sudah selesai, maka proses selanjutnya adalah mastering. Proses ini merupakan proses untuk membuat kepingan VCD atau DVD master, yang kemudian akan digandakan lagi.
0 komentar:
Posting Komentar