SANGGAR SENI TARI IBU NITA

SANGGAR SENI TARI IBU NITA 


Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Dalam tari menitik beratkan pada konsep dan koreografis yang bersifat kreatif. Kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada Bahasa Prancis danse yang keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno donson yang berari regangan (stretch) atau tarikan (drag).[1]

Tari memiliki fungsi sebagai sarana dan prasarana dalam upacara keagamaan, Bali merupakan salah satu contoh daerah di Indonesia yang masih konsisten dalam penerapan kebudayaan dalam kehidupan sehari- hari. Tidak hanya Bali, tetapi masih banyak daerah yang ada di Indonesia seperti, Irian Jaya, Sulawesi Selatan dan Kalimantan. Upacara yang menggunakan traian seperti acara kelahiran, memotong gigi, memotong rambut yang pertama, kedewasaan, perkawinan, dan kematian. tarian keagamaan ini memiliki sifat sakral,suci dan kekuatan magis. contohnya pada tarian Barong dan tarian Sanghyang dari Bali, Tari Kelahiran dari Irian Jaya dan tari untuk mendatangkan hujan dari Nusa Tenggara Timur.

Tari juga berperan sebagai seni pertunjukan atau sering disebut sebagai seni teatrikal. Menurut Susanne K. Langer yaitu ahli filsafat seni berkebangsaan Amerika Serikat secara filosofis mengemukakan bahwa tari sebagai seni tontonan merupakan perwujudan lahir dari proses batin manusia untuk dilihat sendiri dan oleh orang lain. 

AL Project my style of my life

AL PROJECT
My Style of My Life









 

TPAV KELAS XII ( BAB V Penyuntingan Video Menggunakan Software Pengolah Video )

BAB V

 Penyuntingan Video Menggunakan Software Pengolah Video

Pada kesempatan pertemuan kali ini saya akan menjelaskan pembahasan mata pelajaran teknik pengolahan audio dan video pada kelas XII SMK dengan kompetensi keahlian multimedia sesuai kurikulum 2013 revisi. Materi pembelajaran yang sesuai dengan RPP dengan pembahasan yaitu: Menyunting video dengan menggunakan perangkat lunak pengolah video yang mencakup 2 pembahasan, yang pertama yaitu : aplikasi proses editing dan Area kerja adobe premiere Pro.

Aplikasi Proses Editing

Proses editing adalah salah satu elemen penting di dalam sinematografi dan tidak dapat dipisahkan dari dunia broadcasting. Namun apa sebenarnya video editing itu? Video editing adalah suatu proses memilih atau menyunting gambar dari hasil shooting dengan cara memotong gambar ke gambar (cut to cut) atau dengan menggabungkan gambar-gambar dengan menyisipkan sebuah transisi.

Pada proses editing tidak hanya digabung-gabungkan begitu saja. Banyak variabel yang harus diketahui dalam proses editing, misalnya: kamera angle, kamera works, jenis shoot, motivasi, informasi, komposisi, sound, dan continuity. Istilah-istilah tersebut merupakan tata bahasa suting yang harus dipegang dan diketahui oleh seorang editor.

Untuk pengolahan video, khususnya dalam proses editing banyak aplikasi yang bisa digunakan saat ini. Sebenarnya setiap aplikasi editing film memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. 

Aplikasi proses editing video adalah aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format. Umumnya, pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain.

Tata Bahasa Sunting "Grammar of The Edit"

Motivasi

Pada film, gambar-gambar seperti jalanan kota, gunung, laut, awan, dan sebagainya sering kali ditampilkan sebelum gambar utama (subjek/objek). Tujuan dimunculkan gambar-gambar tersebut adalah sebagai penggiring dan penjelas dari gambar selanjutnya. Selain gambar, motivasi dapat juga dimunculkan dalam bentuk audio, misalnya : suara telepon, air, ketukan pintu, langkah kaki, dan sebagainya. Motivasi dapat juga berupa perpaduan gambar dan audio.

Informasi

Pengertian informasi pada editing sebenarnya mengacu pada arti sebuah gambar. Gambar-gambar yang dipilih oleh seorang editor harus memberikan suatu maksud atau menginformasikan sesuatu.

Komposisi

Salah satu aspek penting bagi editor adalah pemahaman tentang komposisi gambar yang bagus. Bagus di sini artinya memenuhi standar yang sudah disepakati atau sesuai dengan Cameraworks.

Continuity

Continuity adalah suatu keadaan di mana terdapat kesinambungan antara gambar satu dengan gambar sebelumnya. Sedangkan fungsi dari continuity adalah untuk menghindari adanya jumping (adegan yang terasa meloncat), baik itu pada gambar atau audio.

Tittling

Semua huruf yang diperlukan untuk menambah informasi gambar. Misalnya : judul utama, nama pemeran, dan tim kreatif.

Sound

Sound dalam editing dibagi menurut fungsinya, sebagai berikut :

Original Sound : Semua audio/suara asli subjek/objek yang diambil bersama dengan pengambilan gambar/visual.

Atmosfer : Semua suara latar/background yang ada di sekitar subjek/objek.

Sound Effect : Semua suara yang dihasilkan/ditambahkan ketika saat editing, bisa dari original sound maupun atmosfer.

Music Illustration : Semua jenis bunyi-bunyian/nada, baik itu secara akustik maupun electric yang dihasilkan untuk memberi ilustrasi/kesan kepada emosi/mood penonton.

Agar hasil video/film yang kita buat bagus dan menarik tidak cukup dengan menggunakan satu aplikasi editing saja. Beberapa aplikasi pendukung sangat diperlukan, misalnya untuk pembuatan grafis, animasi dan efek-efek lain guna menambah keindahan film yang kita buat. 

Namun bagus dan tidaknya sebuah film/video ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Tetapi pada dasarnya film/video yang bagus adalah yang mampu menyampaikan pesan melalui tayangan gambar secara maksimal dan juga bisa membuat pemirsa masuk ke dalam cerita atau alur tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat film/video tersebut. Untuk film/video yang berkaitan dengan materi turorial, alur cerita dalam video haruslah jelas dan mudah dimengerti.

Terdapat beberapa aplikasi yang digunakan dalam proses editing : 

  1. Adobe Premiere Pro
  2. Adobe After Effects 
  3. Sony Vegas Pro
  4. Camtasia Studio
  5. Windows Movie Maker
  6. Wondershare Video Editor

Pada kesempatan kali ini materi pembahasan memfokuskan pada aplikasi proses editing video dengan Adobe Premiere Pro, yang menjelaskan menu dan tool Adobe Premiere Pro, memulai dan mengakhiri proyek video, dan import data video pada timeline.

Adobe Premiere merupakan program yang sudah umum digunakan oleh rumah-rumah produksi, televisi dan praktisi di bidangnya. Keuntungan belajar melakukan edit video menggunakan Adobe Premiere adalah aplikasi ini mudah dipelajari dalam waktu singkat. 

Fungsi utama Premiere Pro lebih efektif lagi untuk merangkai gambar, video dan audio, bukan untuk animasi. Agar penampilan multimedia lebih menarik, sebaiknya dipelajari pula software animasi dan grafis lain seperti 3D Studio Max, After Effects, Adobe Photoshop dan utility multimedia lainnya.

TPAV KELAS XII ( BAB 4 Tata Cahaya dalam Perekaman Video )

 BAB IV

Tata Cahaya dalam Perekaman Video  


Pengertian Tata Cahaya

Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan.

Mengenal Arah Cahaya

Dalam fotografi, darimana arah cahaya jatuh ke subyek akan sangat mempengaruhi bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus menentukan kesan dan dimensi yang ingin di timbulkan pada subyek sehingga secara keseluruhan membentuk foto kita. Arah cahaya, baik alami (sinar matahari) maupun dari sumber cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi lima, yakni front light, back light, top light dan side light. Mari kita bahas satu persatu:

Front Light (Cahaya Depan)
Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di depan wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan subyek.

Side Light (Cahaya Samping)
Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur atau landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan tekstur sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.

Back Light (Cahaya Belakang)
Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun dibelakang subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet,  Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi.

Cahaya Atas (Top Light) dan Cahaya Bawah (Down Light)
Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang. Foto wajah yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata yang membuat tampang teman kita terlihat jelek.

Prinsip Dasar Tata Cahaya


Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.

b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

Fungsi Tata Cahaya

a. Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung.

b. Dimensi.
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari.

c. Pemilihan.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya

d. Atmosfir. 
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.

Peralatan Tata Cahaya

a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda.

b. Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan.

Karakter Pencahayaan

a. Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi. Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.
   
b. Soft Light 
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.

Metode Teknis Pencahayaan
   
a. Direct Light
Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya sumber cahaya.

b. Reflected Light
Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.

c. Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.

Metode Pemanfaatan Cahaya

a. Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).

b. Artificial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.                     

c. Practical Light
Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
   
d. Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fill light, back light dan background light.

MACAM-MACAM SUMBER CAHAYA

Natural (alami): Ini adalah salah satu sumber cahaya yang bisa kita lihat sehari-hari. Seperti cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya lilin dan cahaya api.

Artificial (buatan): Untuk kebutuhan pencahayaan biasanya kita juga bisa memanfaatkan kondisi penerangan yang ada di lokasi. Seperti cahaya lampu jalan, lampu meja, lampu kamar, lampu taman, lampu mobil dan semua jenis lampu yang mungkin bisa kita manfaatkan sebagai sumber cahaya. Artifisial light juga termasuk pada bagaimana kita bisa menambah intensitas yang dihitung kurang nilainya dari kebutuhan kita dengan menambahkan lampu khusus yang biasa di gunakan untuk syuting. Jenis lampu ini di rancang memiliki kemampuan untuk mendapati nilai intensitas yang baik, sesuai kebutuhan kita.

TPAV KELAS XII ( BAB 2 Mengoperasikan Kamera )

BAB 2

Mengoperasikan Kamera 


Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.



Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dan sebagainya.

Pemilihan dan Persiapan Kamera

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
  • Kamera Foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
  • Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
  • Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:

a)    Kemudahan Pengoperasian
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.

b)   Format Hasil Rekaman
Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan terlebih dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat, atau langsung saja plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya langsung kelihatan.

c)    Resolusi Hasil Rekaman
Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas resolusinya. Video kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah 352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.

d)   Frame Per Second
Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus. Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan terputus-putus dengan budget yang paling sedikit.

e)    Manual Atau Otomatis
Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh videografer serius.

 Pemasangan kamera, lensa, dan assesoris lain

Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa, tubuh kamera, dan Recorder (VCR).

Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan: 

a.    Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan

Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk mencegah debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan  tutup lensa dengan cara menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan daya yang cukup terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan terakhir adalah memasang media penyimpanan. Media penyimpanan berbentuk kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum dipasangkan ke kamera.

b.    Mengambil Kamera

Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa menggunakan ripod), maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan di tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan kanan. Teknik pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan kamera.

c.    Setting Kamera

Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)

d.    Cek & Ricek

Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
-          Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan cadangan)
-          Apakah mic tidak ada masalah
-          Apakah tripod berfungsi dengan baik
-          Apakah kabel sudah sesuai
-          Apakah stok kaset tercukupi
-          Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
-          Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
-          Apakah perlu mempersiapkan genset cadangan
-          Apakah kabel audio video dalam kondisi bagus.

Pemasangan peralatan pendukung kamera

Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen. Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar.

a)    Tripod

Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:


Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera. Pergerakan kamera secara vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle.

b)   Lampu

Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas, produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang halus.

c)    Reflector

Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas, reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.

d)   Microphone

Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone yang dibutuhkan berbeda pula.



Menguji Aspek Pengoperasian Kamera

Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan. Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol mode pada saat menekan tombol pembuka kunci, jika berubah dari  OFF menjadi sejajar dengan indicator status.

Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:

a)    White Balance
White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki cuaca, kepekaan cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur white balance akan didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan bersangkutan.

b)   Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur (out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.

c)    Zooming
Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa memindah kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk memperbesar objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.

d)   Microphone
Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi dana terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front. CH1 akan merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam audio ke saluran kanan (R-Ch).

Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka proses pengambilan gambar siap dilakukan.

TPAV KELAS XII ( BAB 3 Teknik Pergerakan Kamera )

BAB 3

Teknik Pergerakan Kamera  

Gerakan kamera (Camera Movement) merupakan sebuah aktivitas membangun suasana dramatik dalam sebuah shot video maupun film dengan cara menggerakan kamera. Banyak alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain dapat membangun suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera secara tepat dapat menciptakan visual lebih dinamis, mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap maupun menyembunyikan dimensi ruang, dan dapat juga untuk menciptakan visual yang lebih ekspresif.


Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat, hal ini bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera yang dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing teknis juga dapat dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.

Teknik Dasar Gerakan Kamera

1. Zoom
Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).

Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada satu frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau yang lainnya. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan posisi kamera tetap diam maupun dikombinasi dengan gerakan kamera lainnya.

Melakukan zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai banyak subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang dimana subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa dilihat disekitar subyek.

Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif digunakan. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat durasi meski apa yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.

2. Dolly
Dolly (Track) adalah pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau dolly. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera lebih dapat dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan kamera dapat mewakili gerakan penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat dalam sebuah peristiwa film.

Dolly in atau kamera mendekati subyek, biasanya digunakan untuk membawa perasaan penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi tantangan. Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa digunakan untuk mewakili perasaan kecewa, takut, dan merasa inferior.

Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan Dolly in yang mendekati subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat perhatian, perasaan tegang dan membangun rasa keingintahuan. Sedangkan proses pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan dolly out.

3. Panning 
Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan gerakan yang sama.

Gerakan pan yang sering digunakan dalam pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun walking space sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu..

Gerakan paning juga dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya (survening pan).

Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan. Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu shot. Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok anak kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut. Contoh lain misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke arah handphone yang ketinggalan di meja.

Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah yang populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan sebab akibat.

4. Crab
Crab/crabing adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan kamera. Jika Dolly bergerak maju mundur maka crab bergerak kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab right). 

5. Tilt 
Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up) maupun dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot dimulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya juga bisa saja dibalik dengan melakukan tilt up, yakni dimulai dari shot jemari bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah yang menangis.

6. Pedestal (Ped) 
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan kamera yang diturunkan.

7. Arc 
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

8.  Follow
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped atau yang lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan handheld. Crane sangat memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat terlihat dinamis.

Sudut Pemgambilan Gambar

Terdapat lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda sehingga karakter dan pesan yang dikandung dalam setiap shoot berbeda pula. Kelima angle tersebut adalah bird eye view, high angle, eye level, low angle, dan frog angle.

a)    Bird Eye View
Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna. Sudut pengambilan gambar ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari gedung bertingkat tinggi.

b)   High Angle
Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek maka sudah dianggap high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.

c)    Eye Level
Eye level adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek. Sudut pengambilan ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objek.

d)   Low Angle
Low angle merupakan pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera juga sering mengemas low angel dengan mengambil gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah berkuasa. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan mempunyai kesan dominant

e)    Frog Angle
Frog angle adalah pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan suatu pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga penuh misteri.

Sudut pandang ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan sesuatu pemandangan yang aneh, ganjil, kebesara, atau sesuatu yang menarik tapi diambil dengan variasi tidak biasanya.

Objek Yang Direkam

Dalam pengambilan gambar, ada beberapa pembagian objek yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut:

1 S (one shot)
Memperlihatkan seseorang dalam frame

2 S (two shot)
Adegan dua objek sedang berinteraksi

3 S (three shot)
Adegan tiga objek sedang berinteraksi

GS (groups shot)
Banyak objek sedang berinteraksi

Frame Size

Frame size adalah rasio ukuran objek yang direkam dalam bingkai layar. Tabel berikut ini menjelaskan jenis-jenis frame size.

ELS ( Extreme Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak sangat kecil dalam hubungannya dengan latar belakang.

LS (Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yanglebih dekat dibandingkan dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.

MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot, obyekmanusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.

MS (Medium Shot)
Di sisni obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari atas pingang sampai di atas kepala.  Latar belakang masih nampak sebading dengan obyek utama.

MCU (Medium Close Up)
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televise.

CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakng nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas kepala.

BCU ( Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya.

ECU ( Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya.

Teknik Pemgambilan Gambar

Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan.

a)    Backlight Spot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang berbayang karena diabaikan oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar cahaya di belakang objek sehingga objek menjadi tidak terkena cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada objek yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan terlihat gelap.

Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek.

b)   Reflection shoot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.

Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika dilakukan di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan  yang ditimbulkan cukup dramatis karena pengaruh media yang digunakan.

c)    Door frame shoot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip tapi melalui pintu yang sedikit terbuka.

Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.

d)   Point of View (POV)
Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua jenis POV, yakni kamera sebagai subjek dan kamera sebagai objek.

Sebagai subjek, kamera membidik langsung ke objek seolah subjek bertemu langsung ke objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar harus diperhatikan.Sebagai objek, kamera adalah seperti orang ketiga. Sebagai orang ketiga tugas kamera layaknya pendengar dalam obrolan. Sebagai pendengar, dia akan selalu memperhatikan orang yang berbicara.

e)    Artificial Framing shoot
Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek, tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

f) Jaws Shoot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-shot.

Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.

g)   Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk memberi kesan lain terhadap objek tujuan.

Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek.

h)   The Secret of Foreground Framing Shoot
Dalam teknik ini, objek berada di depan, tapi background mempengaruhi dan ada kaitannya dengan objek.

Pada awalnya background dibuat agak buram, lama kelamaan background dibuat lebih jelas seiring alur cerita yang dikehendaki.

i)     Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek bersinar.

Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar belakangnya.

j) Fast Road Effect
Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di dalam kendaraan yang sedang melaju kencang.

Kesan yang ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan efek kecepatan mobil objek.

k)    Walking Shoot
Pada teknik ini, juru kamera mengikuti objek yang berjalan.

Kesan yang ditampilkan adalah orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dalam kondisi dikejar-kejar sesuatu.

l)     Traveling Shoot
Pada teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah berjalan-jalan menikmati pemandangan. Teknik ini biasanya digunakan pada film-film action untuk menampilkan keindahan pemandangan.

m)  Overshoulder Shoot
Pada teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain.

Teknik ini mempunyai kesan menarik karena seolah lensa kamera mewakili pandangan seorang pemain.